KEUTAMAAN PENGHAFAL AL QUR’AN
Oleh : Darwin
Robbany
“Dan sesungguhnya
telah kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran (Al - Qomar : 54)
Adakah seorang muslim yang tidak ingin hafal
Al- Quran? secara jujur, pastilah setiap muslim mengiginkanya. Jaminan
kebahagian hidup di dunia dan di akhirat terpampang jelas bagi mereka yang
ikhlas dalam menghafalnya.
Keutamaan
Ahlul Quran dalam Untaian Firman Allah :
1.Firman
Allah SWT :
“ Orang–orang yang telah kami berikan Al-
Kitab (Al Quran) kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya,
mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka
mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al Baqarah : 121)
2. Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan
petunjuk kepada ( jalan ) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada
orang mukmin yang beramal sholeh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Al
- Isra’ : 17)
3.
Firman Allah SWT :
“Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang- orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang- orang yang zhalim selain kerugian”. ( Al –
Isra’ : 18 )
4.
Firman Allah SWT :
“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama
yang telah diwahyukan kepada kamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang
lurus, dan sesungguhnya Al Quran itu benar–benar adalah suatu kemulian besar
bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggung jawaban”.(Az- Zukhruf
: 43)
Pembaca yang budiman, ayat yang memiliki
arti dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemulian besar
bagimu dan bagi kaummu…” Maksudnya adalah kemulian dan ketinggian derajat bagi
setiap orang yang menghafal Al Quran.
Keutamaan
Ahlul Quran dalam Untaian Hadist Nabawi
1. ‘Utsman RA menyebutkan bahwa Nabi SAW bersabda :
“Sebaik- baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan
mengajarkannya” (HR. Al Bukhari).
2. ‘Aisyah RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Orang yang mahir membaca Al Quran bersama As- Safarah Al-Kiram Al- Bararah (
para rasul dan malaikat ), dan orang yang membaca, (Hisyam berkata) dan dia
terbata-bata, (Syu’bah berkata), dan dia merasa kesulitan, maka baginya
mendapat dua pahala”. (HR. Bukhori & Muslim)
3. Abu
Musa Al- Asy’ari RA mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda : “ Perumpamaan orang
mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah Utrujah, rasanya enak dan baunya
harum, dan permisalan orang mukmin yang tidak membaca Al- Quran seperti buah kurma,
rasanya manis tapi tidak memiliki aroma, dan permisalan orang munafiq yang
membaca Al Quran seperti buah raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit, dan
permisalan orang munafiq yang tidak membaca Al quran sama seperti buah
hanzhalah, tidak memiliki aroma dan rasanya pahit”. ( HR. Bukhori & Muslim)
4. Ibnu
Abbas RA mengatkan bahwa Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang tidak
terdapat dalam rongga mulutnya sesuatupun dari Al-Quran seperti rumah yang
roboh”. (HR. At-Tirmidzi)
5. Mu’adz bin Anas RA menyebutkan bahwa Nabi SAW
bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al Quran dan mengamalkannya maka akan
dipakaikan kepada kedua orangtuanya mahkota yang sinarnya lebih terang daripada
sinar matahari di dunia pada hari kiamat nanti, kalaulah sekiranya ada bersama
kalian, maka apa perkiraan kalian tentang orang yang mengamalkan Al Quran?”
(HR. Ahmad, Abu Daud, Al Baihaqi dan Al Hakim)
Setelah kita mengetahui ayat-ayat dan
hadist-hadist tentang keutamaan Al-Quran dan para penghafalnya yang tercantum
di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Al Quran adalah hidayah, pengobat,
rahmah, dan bentuk perdagangan yang tak akan merugi. Ia juga mengangkat kita
untuk bisa bersama dengan As- Safarah Al-Kiram Al-Bararah (Para Rasul dan
Malaikat)
Dengan Al- Quran, Allah SWT mengangkat
derajat penghafal Al-Quran serta memakaikan kepada kedua orangtuanya, mahkota
yang sinarnya lebih terang daripada sinar matahari. Maka dari itu, bagaimana
halnya dengan para penghafal itu sendiri?
Al-Quran dalam setiap hurufnya bernilai satu
kebaikan dan setiap kebaikan itu bernilai sepuluh kebaikan yang semisalnya.
Jika kita membaca : “Bismillahirrohmaanirrohiim”.
Ini Artinya kita mendapat 19 kebaikan dan sepuluh kali lipat semisalnya, yaitu
190 kebaikan. Coba perkirakan bagaimana halnya dengan orang yang membaca surat
Al fatihah? Juga bagaimana pula dengan orang yang membaca surat Al Baqarah?
Terlebih lagi dengan orang yang membaca Al-Quran lengkap seluruhnya, dia hafal
sekaligus mengamalkannya?
Tidakkah kita ingin jika Al-Quran yang agung
ini menjadi syafa’at bagi kita di dalam kubur dan hari kiamat kelak, kemudian
ia menggandeng tangan anda dan memasukan kita ke dalam surga?
Tentunya kita semua akan mau menjawab ‘Ya,
benar’. Akan tetapi, hendaknya ini bukan sekedar angan-angan belaka, tetapi
harus dibarengi dengan kerja keras. Karena sesungguhnya, barang dagangan Allah
itu mahal, sedangkan barang dagangan Allah itu adalah surga.
Sebab-Sebab
Yang Membantu Kita Dalam Menghafal Al-Quran :
1. Berdo’alah
Allah SWT berfirman : “Dan Rabbmu
berfierman, berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan do’amu”. ( Al
Mukmin : 60 )
2. Bertawakal Kepada Allah
Allah SWT berfierman : “Dan yang memberinya
rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Sungguh, berangsiapa bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluanya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang dikehendakinya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Ath-Thalaq : 3 )
3. Mengikhlaskan Niat
Hendaklah kita menghafal Al-Quran, ikhlas
hanya karena Allah SWT dan mengharapkanbalasan dan pahala dariNya. Karena Allah
tidak akan menerima suatu amalan pun, kecuali sesuatu yang dikerjakan dengan
ikhlas karena mengharap ridhaNya. Allah SWT berfirman : “ Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya
dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.” ( Al Bayyinah :
5)
4. Menjalankan Kewajiban dan Menjauhi
Perbuatan Maksiat
Tunaikanlah segala bentuk amalan fardhu pada
waktunya yang telah ditetapkan, serta menjauhakan diri dari segala maksiat yang
dimurkai Allah SWT. Apabila terjerumus ke dalam kemaksiatan, segeralah
bertaubat kepada Allah SWT. Ketahuilah ! Al-Quran tidak akan pernah
dikaruniakan kepada para pelaku maksiat.
5. Mencintai Al-Quran Sepenuh Hati
Hendaknya Al-Quran lebih kita cintai dari
dunia dan seisinya. Karena hal tersebut merupakan salah satu factor terpenting
yang membantu kita menghafal Al-Quran. Selain itu hendaknya kita juga beusaha
keras untuk mencapai keyakinan yang agung ini.
6. Menghafal Al-Quran dari Mushaf Satu
Cetakan
Salah satu sebab yang bisa memperkuat
hafalan kita adalah hendaknya kita menghafal dari mushaf dalam satu cetakan
yang sama, dan tidak mengganti-ganti bentuk mushaf AL-Quran yang kita hafal.
Jika kita tetap konsisten dengan satu bentuk
mushaf, maka bentuk dan posisi ayat dalam mushaf akan terekam dengan baik,
dalam benak kita. Karena manusia menghafal dengan pengelihatan seperti juga
halnya pendengaran.
7. Tidak Menunda-nunda Waktu (At- Taswif)
untuk Memulai Menghafal
Hindarilah kebiasan menunda-nunda pekerjaan
seperti ketika kita mengatakan, “ saya baru akan memulai menghafal Al- Quran pecan depan,
bulan depan, atau setelahselesai masalah yang ini dan itu…”. Sesungguhnya sikap
menunda-nunda ini merupakan pekerjaan setan.
8. Membantu Menguatkan Hafalan dengan Shalat
Allah SWT berfirman : “ Hai orang-orang yang
beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagi penolongmu….” ( Al Baqarah : 153)
Shalat merupakan sebab terpenting yang dapat
menguatkan hafalan kita. Sesunggunhnya, manusia tidak akan hafal Al-Quran
kecuali apabila dia menegakkanya pada siang dan malam hari. Sebagaimana sabda
Nabi SAW : “ Apabila orang yang hafal Al-Quran berdiri (membacanya), kemudian
dia membacanya pada malam dan siang hari niscaya dia tetap mengingatnya, dan
jika dia tidak berdiri (membacanya) niscaya dia akan melupakannya”. (HR.
Muslim)
Maka mintalah pertolongan kepada Allah SWT
dan perbanyaklah mendirikan shalat ! Bacalah apa yang telah di hafal ketika
mendirikan shalat, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para
sahabatnya.
Metode
– Metode Menghafal Al Quran :
Metode
Pertama
: Metode Menghafal beberapa ayat atau satu ayat. Yaitu hendaknya seorang
penghafal membaca satu ayat dengan bacaan yang benar sebanyak 2 atau 3 kali,
kemudian memperdengarkan ayat ini kepada orang lain.
Metode
kedua
: Metode dengan penghafalan satu halaman dibagi menjadi tiga bagian. Ayat yang
terdapat pada tiap bagian, dibaca berulang kali sampai hafal. Dan jika ketiga
bagian telah dihafal, maka ketiga bagian itu disambung satu sama lainnya (
sehingga menjadi satu halaman ). Dengan metode ini hubungan ayat satu sama
lainnya akan sempurna, dengan cara yang lebih baik.
Metode
ketiga
: Metode dengan menghafal satu halaman sekaligus. Metode ini mirip dengan
metode sebelumnya, tapi targetnya adalah satu halaman penuh. Maksudnya adalah
hendaknya seorang yang ingin menghafal membaca satu halaman secara sempurna
dari awal sampai akhir, dengan bacaan yang benar dan pelan, sebanyak 2 atau 3
kali menurut kecepatan dan kemampuan tiap orang dalam menghafal
Metode
Efektif untuk Mempertahankan Hafalan dalam Waktu Lama :
Barangsiapa yang ingin menghafal Al Qur’anul
karim dengan ingatan yang bertahan dalam waktu lama, maka hendaknya ia
mengikuti apa yang diajarkan para penghafal al quran diTurkiy. Yaitu pada hari
pertama, menghafal halaman pertama dari juz pertama. Pada hari kedua, menghafal
halaman pertama dari juz ke dua. Begitulah seterusnya sampai sempurna semua
halaman pertama dari semua juz. Ketika halaman pertama telah di hafal semua,
maka kemudian menghafal halaman kedua dari juz pertama, kemudian hari
berikutnya halaman kedua dari juz kedua. Begitulah seterusnya sampai dapat
mengkhatamkan Al quran.
Syarat
yang harus dipenuhi oleh para penghafal Al-Quran :
Pertama
:
Membaca dengan Benar, yaitu dengan
memperbaiki Makhraj, mengakuratkan harakat, mengakuratkan kata, mencermati
akhir ayat dengan sunguh-sunguh.
Kedua :
Hafalan yang kuat. Hafalan yang baru
haruslah menjadi hafalan yang kuat, yang tidak terdapat kesalahan di dalamnya
dan tidak membaca Al-Quran dengan terbata-bata.
Ketiga :
Memperdengarkan hafalan kepada orang lain
Keempat :
Mengulang-ulang dalam waktu yang berdekatan
Kelima :
Mengabungkan
halaman yang baru dihafal dengan halaman sebelumnya yang berdekatan
Wallahu ‘alam Bish shawab
Refrensi :
Khairu Mu’in fi hifzhil Quran ( Yahya Abdul
Fattah Az-Zawawi )
Kaifa Tahfzhul Quran (Abdussalam Adindani )
Telah diterbitkan pada buletin Tarqiyah
Edisi ke-5, 17 Rabiul Awal 1433 H