Penutup.
Melihat posisi wanita dalam
Islam karena kemuliaan dan penghargaan dirinya yang diberikan oleh Allah SWT
dalam al-Qur’an dan juga oleh Nabi Muhammad saw Rasul Penutup dan Penyempurna,
maka sangat benar perkataan seorang penyair Islam:
الأم
مدرسة إذا أعددتها أعددت شعبا طيب الأعراق
Ibu (wanita) ibarat madrasah (lembaga belajar dan
mendidik), jika kamu mempersiapkannya (dengan baik) berarti kamu telah dan
sedang mempersiapkan bangsa yang baik budayanya.
Karenanya pula Nabi Muhammad saw di banyak
haditsnya memperhatikan peran-peran wanita dan menghimbau para pendidik
khususnya para ayah dan suami agar melakukan proses pendidikan terhadap kaum
wanita sebagai asset bangsa dan Negara yang mampu dan ikut serta berjuang
bersama kaum pria.
Referensi :
1. Persatuan Ulama Islam Sedunia, 25
Prinsip Islam Moderat, cet.I 1429H/2008,
SCC Jakarta.
2. Salim al-Bahnasawi, Makanatul Mar'ah
Bainal Islam wal Qowanin al-'Alamiyah, Darul Qolam, 1406H/1986M.
3. Imam al-Qurthubi, al-Jami’ Li Ahkamil
Qur’an.
4. Fi Zhilal al-Qur’an, Sayyid Qutub,
Dar-Asy-Syuruq
5. Fathul-Qodir, Asy-Syaukani.
- Nuzhatul-Muttaqin Syarh Riyadhush-Sholihin, Dr Musthofa Sa’id Al-Khin dkk, 1/280, hadits no: 275, cet: 15 (1408H/1988M), Mu’assasah Ar-Risalah Beirut.
7.
- Al-Mar’ah fi Al-Qur’an Wa As-Sunnah, Mohammad Izzat Daruzah, cet: 1 (1387H-1967M), Al-Maktabah Al-Ashriyah Beirut.
- Nuzhatul-Muttaqin Syarh Riyadhush-Sholihin, Dr Musthofa Sa’id Al-Khin dkk, cet: 15 (1408H/1988M), Mu’assasah Ar-Risalah Beirut.
10. Al-Asas Fi At-Tafsir, Sa’id Hawa, cet:
2 (1409H/1989M) Darus-Salam
- Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir, Mohammad Ath-Thohir bin Asyur.
12. Qomus Al-Qur’an aw Ishlah Al-Wujuh wa
An-Nadho’ir fi Al-Qur’an al-Karim, Al-Faqih Al-Mufassir, Al-Jami’ Al-Husein
Mohammad Ad-Damighon, Darul-Ilmi lil Malayin Beirut, cet: 3 (1980).
13. Tarikh ath-Thabari.
14. Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam
15. al-Khilafah Baina at-Tanzhir wa
ath-Thathbiq, Mahmud al-Mardawai, cet. 1 1403H/1983M, tanpa penerbit.
16. “Audatul Hijab”, Muhammad Ahmad Ismail al-Muqoddam, Dar
Thoyyibah Riyadh, tanpa tahun penerbitan.
17. Qodhoya al-Mar’ah fi Suroti an-Nisa’,
Dr. Muhammad Yusuf Abd, cet 1 tahun 1405H/1985M.. Darud- Da’wah Kuwait.
18. Buku-buku Hadits Nabi seperti: Musnad
Imam Ahmad, al-Mustadrak alHakim, Shahih Bukhari dan Imam Muslim dan Syarahnya
dll.
19. Daurul Mar’ah Fil Mujtama’ al-Islami,
Dr. Ali Wahbah, cet. Ke 5 tahun 1403H/1983M. Darul Liwa’ Riyadh KSA.
20. Malamih al-Mujtama’ al-Muslim alladzi
Nansyuduhu, Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 360-361, cet. 1 tahun 1417H/1996M,
Muassasah ar-Risalah Beirut.
21. al-Mar’ah al-Muslimah wa Fiqhu
ad-Da’wah, Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Darul Wafa Mesir, tanpa nomor cetakan
dan tahun terbitan.
22. Ya Nisa’ad-Du’at Lastunna Kakulli
an-Nisa’, Zubeir Fadhl Madhawi, hal: 27, Syarikat Maktabah al-Khadamat
al-Haditsah, tanpa tahun penerbitan.
23. al-Marja’iyyatul ‘Ulya fil- Islam
Lil-Qur’an was-Sunnah, Yusuf al-Qaradhawi, Hal 197-198, cet.1 tahun
1414H/1993M, Muassasah ar-Risalah Beirut.
24. Ar-Rasul wal-‘ilm, Dr. Yusuf
al-Qaradhawi, Hal: 91, Maktabah Wahabah Kairo, tanpa tahun penerbitan.
25. Nisa’ Haula ar-Rasul, war-Rodd ‘ala
Muftaroyat al-Mustasyriqin, Mahmud Mahdi al-Istanbuli dan Musthofa Abun-Nashr
asy-Syalabi, cet. 3 tahun 1411H/1991M, Maktabah as-Sawadi Jeddah.
26. al-Muntakhob Min A’lam an-Nisa’, Abbas
Muhammad Hasan yusuf, cet. 1 tahun 1410H/1990M, Darul Bayan Kuwait.
[2] Dikutip dari Wil Durant dari bukunya Hadharatush-Shin
dan buku Hayatul Yunan, terjemahan Mohammad Badran, hal: 17, 114-273.
(lihat: Salim al-Bahnasawi, Makanatul Mar'ah Bainal Islam wal Qowanin
al-'Alamiyah, hal: 13, Darul Qolam, 1406H/1986M.
[3] Dikutip dari Wil Durant dalam Tarikhul
'alam, hal: 394, Wizarotul Ma'arif Mesir. Lihat : al-Bahnasawi,
op.cit. hal: 14.
[6] Al-Bahnasawi,
opcit. Hal 15. Lihat pula buku: al-Mar’ah al-Muslimah wa Fiqhu ad-Da’wah,
Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Darul Wafa Mesir, tanpa nomor cetakan dan tahun
terbitan.
[9] HR. Imam Ahmad 6/322.
Abu Ya’la 6959, ath-Thabari dalam
Tafsirnya 5/46-47, ath-Thabrani dalam al-Kabir 23/280, al-Hakim berkata
(2/335): Hadits shahih sanadnya, jika Mujahid mendengar dari Ummu Salamah”.
[13] Imam Bukhori, kitab Fi An-Nikah, bab
Al-Mudarot ma’an-Nisa’, Imam Muslim kitab Fi Ar-Rodho’, bab Al-Washiyat
bin-Nisa’.
[14] Al-Mar’ah fi Al-Qur’an Wa As-Sunnah, Mohammad
Izzat Daruzah, hal: 47< cet: 1 (1387H-1967M)< Al-Maktabah Al-Ashriyah
Beirut. Lihat hadits dalam kitab Nuzhatul-Muttaqin Syarh Riyadhush-Sholihin, Dr
Musthofa Sa’id Al-Khin dkk, 1/280, hadits no: 275, cet: 15 (1408H/1988M),
Mu’assasah Ar-Risalah Beirut.
Lihat juga: Al-Asas Fi At-Tafsir, Sa’id
Hawa, 2/986-987, cet: 2 (1409H/1989M) Darus-Salam
Lihat: Qomus Al-Qur’an aw
Ishlah Al-Wujuh wa An-Nadho’ir fi Al-Qur’an al-Karim, Al-Faqih Al-Mufassir,
Al-Jami’ Al-Husein Mohammad Ad-Damighon, 219-220< Darul-Ilmi lil Malayin
Beirut, cet: 3 (1980).
[16] Shahih Bukhari 5096, Muslim dalam Kitab adz-Dzikr
(2740), dari Usamah bin Zaid dengan lafal “Adhorro ‘alar-Rijal Minan-Nisa”
[19] Baca: Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam 3/314, Imam Baihaqi
dalam as-sunan al-Kubro 200/9. Imam al-Baihaqi mengatakan, bahwa Imam
asy-Syafe’i meriwayatkan dari Abi Abdur-Rahman al-Bagdadi: “para ahli sejarah
seperti Ibnu Ishaq, Musa bin Uqbah dan ulama lainnya yang meriwayatkan bahwa
Bani Qoinuqo’ membuat perjanjian dengan Rasulullah saw, ketika itu datanglah
seorang wanita Anshar kepada seorang ahli sepuh perhiasan emas, Yahudi dan
Anshar terdapat konflik, ketika wanita tersebut duduk di sisi ahli sepuh tadi,
seseorang Yahudi mengikatkan tali di besi ke bagian pakaian si wanita Anshar
tanpa diketahuinya, saat si wanita itu berdiri maka tersingkaplah pakaian si
wanita itu dan orang-orang yang melihat di pasar tertawa mengejek. Kabar itu
sampai kepada Rasulullah saw, beliaupun memperingati mereka dan menganggap
peristiwa ini sebagai pelanggaran perjanjian”.
[20] Lihat: Daurul Mar’ah Fil Mujtama’ al-Islami, Dr. Ali
Wahbah, hal: 16, cet. Ke 5 tahun 1403H/1983M. Darul Liwa’ Riyadh KSA.
[21] Lihat: al-Marja’iyyatul ‘Ulya fil- Islam Lil-Qur’an
was-Sunnah, Yusuf al-Qaradhawi, Hal 197-198, cet.1 tahun 1414H/1993M, Muassasah
ar-Risalah Beirut.
[24] Musnad Ahmad (5/45), demikian Imam ath-Thabrani
meriwayatkan dalam kitab al-Awsath (425) dan dishahihkan oleh al-Hakim (7789),
tetapi dalam sanadnya terdapat Abu Bakrah Bakkar bin Abdul Aziz bin Abi Bakrah
yang diperbincangkan ( lihat Silsilah Hadits-hadits Lemah (436)
[25] Lihat: Bahasan khilafiyah
dalam hadits nabi tsb dalam buku
al-Khilafah Baina at-Tanzhir wa
ath-Thathbiq, Mahmud al-Mardawai, buku al-Khilafah hal 123, cet. 1 1403H/1983M, tanpa penerbit
[26] Qodhoya al-Mar’ah fi Suroti an-Nisa’, Dr. Muhammad
Yusuf Abd, hal 34-35, cet 1 tahun 1405H/1985M.. Darud- Da’wah Kuwait.
[27] Lihat: Ya Nisa’ad-Du’at Lastunna Kakulli an-Nisa’,
Zubeir Fadhl Madhawi, hal: 27, Syarikat Maktabah al-Khadamat al-Haditsah, tanpa
tahun penerbitan.
[28] Malamih al-Mujtama’ al-Muslim alladzi Nansyuduhu,
Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 360-361, cet. 1 tahun 1417H/1996M, Muassasah
ar-Risalah Beirut.
[30] HR Ibnu Majah dalam al-Muqoddimah (224), Ibnu Abdil
Barr dalam bab al-Ilmu, Imam Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Hadits Anas, Imam
Thabrani meriwayatkan dalam kitab al-Kabir dari Ibnu Mas’ud, dan dalam
al-Awsath dari Ibnu abbas. As-Sakhowi berkata, riwayat ini memiliki syahid pada
Ibnu Syahin dengan sanad yang para perawinya tsiqot dari anas . Lihat al-Jami’
ash-Shogir hadits-hadits no 5264, 5267, dan juga tanggapan al-Munawi terhadap
hadits ini dalam Faidhul Qodir 4/267-268.
[31] Ar-Rasul wal-‘ilm, Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 91,
Maktabah Wahabah Kairo, tanpa tahun penerbitan.
[32] Lihat secara rinci tentang peran para wanita dalam
buku “Audatul Hijab”, Muhammad Ahmad
Ismail al-Muqoddam, Dar Thoyyibah Riyadh, tanpa tahun penerbitan.
Lihat juga
buku: Nisa’ Haula ar-Rasul, war-Rodd ‘ala Muftaroyat al-Mustasyriqin, Mahmud
Mahdi al-Istanbuli dan Musthofa Abun-Nashr asy-Syalabi, cet. 3 tahun
1411H/1991M, Maktabah as-Sawadi Jeddah. Juga buku: al-Muntakhob Min A’lam
an-Nisa’, Abbas Muhammad Hasan yusuf, cet. 1 tahun 1410H/1990M, Darul Bayan Kuwait.