Nilai-nilai Ramadhan dalam Membangun Karakter
Oleh Dr. KH. Tulus Musthofa, MA
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آ لِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِيْ اْلخُلُقِ اْلقَوِيْمِ. أَمَّا
بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ: اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى
الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ
ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ.
آل عمران: ١٠٢
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Pada kesempatan yang mulia ini khatib berwasiat baik kepada diri khatib
sendiri juga kepada Jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan
ketakwaan kepada Allah Swt. Takwa adalah bekal utama untuk meningkatkan
kualitas diri sehingga mendapat posisi yang mulia di sisi Allah Swt, Amiin.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Kita gembira bisa memasuki bulan Ramadhan ini karena kita mempunyai
harapan besar bisa kembali mengantarkan diri kita dalam kesucian jiwa,
kebersihan hati setelah melaksanakan ibadah Ramadhan kelak. Rasulullah
Saw bersabda:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍقَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:«
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ عَلَيْكُمْ صِيَامَ رَمَضَانَ،
وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا، أُخْرِجَ مِنَ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ» .
(رواه أحمد)
Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan
dan aku mensunnahkan sholat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan
dan sholat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari
dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya (HR. Ahmad).
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Kalau kita telusuri secara jeli kenapa bangsa ini terus menerus
mengalami keterpurukan adalah dikarenakan terjadinya krisis moral
khususnya dikalangan elit atau yang akhir akhir ini sering disebutkan
krisis karakter. Bangsa yang tidak berkarakter atau dalam agama sering
disebut sebagai akhlak maka bangsa itu pasti hancur. Pujangga Islam
Mesir Syauqi pernah mengatakan :
إِنَّمَااْلأُمَمُاْلأَخْلاَقُمَابَقِيَتْفَإِنْهُمُذَهَبَتْأخْلاقُهُمْذَهَبُوْا
Sesungguhnya eksistensi suatu bangsa adalah pada akhlaknya, jika
akhlak sudah hilang maka hakekatnya telah hilang eksistensi bangsa
tersebut.
Pada posisi ini kita semua sepakat tentang bagaimana urgensi akhlak
sebagai pilar tegaknya suatu bangsa hanya saja ketika kita berbicara
tentang bagaimana membentuk akhlak, membentuk karakter bangsa kita
sebagian umat Islam yang merupakan mayoritas bangsa ini lupa apa yang
harus kita lakukan, padahal diantara inti agama kita adalah akhlak,
bahkan dunia pendidikan kita juga masih jauh dari tujuan pembentukan
akhlak ini terbukti para pelaku koruptor juga mereka yang berpendidikan
tinggi.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Diantara misi utama nabi Muhammad Saw diutus menjadi Rasul adalah untuk menyempurnakan akhlak. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « إِنَّمَا
بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ » (رواه البخاري)
Sungguh saya diutus (menjadi Rasul) semata mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Bukhari).
Salah satu ajaran Islam yang syarat dengan nilai-nilai pembentukan akhlak adalah ramadhan.
Sebagai wahana pendidikan karakter, ramadhan mengajarkan kepada
kita mulai dari input, proses dan hasil atau output dari suatu
pendidikan.
Pertama,Input.
Tidak semua orang bisa menjalani proses pendidikan ramadhan,
ada kriteria khusus yang harus dipenuhi sehingga orang layak menjalankan
proses tersebut yaitu keimanan. Iman seseorang akan sangat menentukan
sejauh mana keberhasilan sebuah pembentukan akhlak atau karakter.
Allah Swt berfirman :
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ. البقرة:
١٨٣
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa." (Al-Baqarah: 183).
Seseorang yang imannya kuat akan lebih berpotensi untuk
memiliki akhlak yang mulia. Hal ini bisa kita ambil dari firman Allah
Swt:
وَءَاتَٮٰكُم مِّن ڪُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُۚ وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ
ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَظَلُومٌ۬ ڪَفَّارٌ۬ (٣٤)
وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٲهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنً۬ا
وَٱجۡنُبۡنِى وَبَنِىَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ (٣٥) إبراهيم: ٢٤ -
٢٥
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Swt telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada
setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.(QS. Ibrahim: 24-25).
Termasuk dalam kalimat yang baik ialah kalimat tauhid Laa ilaa ha illallaah
begitu juga segala ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah
dari kemunkaran serta perbuatan yang baik. Siapapun yang menghendaki
terwujudnya sebuah akhlak yang mulia, baik pada tataran pribadi,
keluarga, masyarakat maupun bangsa maka modal utamanya harus memiliki
iman, semakin kokoh iman seseorang akan semakin berpeluang mempunyai
akhlak yang mulia begitu pula sebaliknya jika iman lemah maka sulit akan
mempunyai akhlak yang mulia, Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ أَبِي سَعيْدٍ اْلخُدْرِيِّ رَضِىَ اللهُ تَعَالىَ عَنْهُ قَال :قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « أَكْمَلُ
المُؤْمِنينَ إِْيمَاناً أَحْسَنُهُمْ خُلُقَاً » (رواه الطبرانى).
Orang mukmin yang paling sempurna imannya mereka adalah yang paling baik akhlaknya.(HR. At-Thabrani).
Bulan Ramadhan telah membuktikan bahwa betapapun ramadhan penuh
dengan kemuliaan ibadah didalamnya akan tetapi hanya orang-orang yang
mempunyai energi iman yang cukup saja yang bisa menggunakan peluang
tersebut, begitu juga hasil dari ibadah bulan ramadhan bagi bertambahnya
ketakwaan sangat ditentukan seberapa besar iman yang dimiliki
seseorang. Inilah rahasianya kenapa rasulullah bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ » (رواه
البخاري و مسلم)
Barangsiapa berpuasa atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Usaha apapun untuk membentuk karakter bangsa tanpa dilandasi
keimanan maka akan sia-sia. Dari sini kita mempunyai kewajiban
menekankan pendidikan keimanan kepada anak-anak kita sedini mugkin dan
sedalam mungkin begitu juga lembaga-lembaga pendidikan kita agar masalah
keimanan menjadi pondasi pendidikan kita.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Kedua,proses
Proses ini dilakukan dengan beberapa hal:
Proses pertama ialah, semua ibadah dalam Islam disamping
sebagai suatu kewajiban, jika dilaksanakan dengan benar dan baik akan
berdampak pada perilaku yang positif, akan membentuk karakter. Jika
kemudian suatu ibadah tidak menghasilkan prilaku yang baik, maka dimata
Allah akan sia-sia termasuk puasa bulan ramadhan, Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِـهِ إلاَّ
الْجُوْعِ وَالْعَطَشِ» (رواه أحمد و الحاكم و البيهقي)
Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.(HR. Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).
Untuk membentuk generasi yang unggul harus didorong agar anak-anak kita
menjadi generasi yang rajin ibadah. Apapun konsep pendidikan karakter
yang tidak dibarengi dengan semangat beribadah maka akan sia-sia dan
kehilangan arah. Disinilah kenapa Allah menyediakan beberapa
keistimewaan ibadah dalam bulan ramadhan, agar nantinya bisa mendukung
keberhasilan misi puasa untuk menjadi orang yang takwa.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Proses kedua ialah Ilmu, bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran dan didahului dengan ayat iqra’ bacalah, yang menekankan agar orang Islam menjadi orang yang berilmu, khususnya terkait dengan kandungan Al-Quran.
Menyiapkan generasi yang berkarakter dan berakhlak mulia harus
dengan mengajarkan Al-Quran: membacanya, memahaminya, menghafalkannya
dan mengamalkannya:
إِنَّ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَہۡدِى لِلَّتِى هِىَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أَنَّ لَهُمۡ
أَجۡرً۬ا كَبِيرً۬ا. الإسراء: ٩
Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar.(QS. Al Israa’: 9)
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Proses yang ketiga ialah menciptakan dan memilih lingkungan
baik dan menjauhkan lingkungan buruk. Lingkungan yang baik akan memberi
pengaruh yang besar pada pembentukan akhlak yang baik, begitu pula
sebaliknya lingkungan yang jelek juga akan berpengaruh pada karakter
seseorang. Tidak sedikit orang yang asalnya baik ketika di lingkungan
yang mendukungnya, namun ketika berada di lingkungan yang jelek berubah
pula menjadi jelek. Al-Quran bahkan menggambarkan terjadi erosi keimanan
para Ahli Kitab disebabkan berada dalam lingkungan yang tidak baik
dalam rentang waktu yang panjang:
أَلَمۡ يَأۡنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن تَخۡشَعَ قُلُوبُہُمۡ لِذِڪۡرِ
ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلۡحَقِّ وَلَا يَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ أُوتُواْ
ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡہِمُ ٱلۡأَمَدُ فَقَسَتۡ
قُلُوبُہُمۡۖ وَكَثِيرٌ۬ مِّنۡہُمۡ فَـٰسِقُونَ. الحديد: ١٦
“Bukankah sudah saatnya bagi seorang mukmin agar hati
mereka khusyu’ untuk mengingat Allah dan kebenaran yang diturunkannya.
Dan Janganlah mereka seperti orang-orang yang telah diberikan kepada
mereka alkitab sebelum mereka, kemudian lama bagi mereka suatu masa,
maka hati mereka menjadi keras dan banyak diantara mereka menjadi
fasiq. (QS. Al Hadiid: 16).
Rasulullah Saw bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: « إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ
الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ »
(رواه مسلم)
Ketika datang ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu neraka dan dibelenggu Syaithan.(HR. Muslim)
Hadits ini memberi isyarat bagaimana pentingnya lingkungan yang
baik, suasana religius dengan memperbanyak ibadah, juga dengan cara
menghindari hal-hal yang bisa mendorong kepada perbuatan keji dan
munkar.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Proses yang keempat ialah Melatih kepedulian sosial.
Salah satu nilai yang sangat asasi dalam menjalankan ibadah
puasa adalah mengasah kecerdasan sosial dan hal ini langsung dicontohkan
oleh rasulullah Saw. Puasa dan sedekah bisa melahirkan
karakter sosial yang positif; melahirkan rasa kepedulian terhadap
sesama. Rasa lapar dan dahaga bisa membuat seorang mukmin terdorong
meringankan penderitaan sebagian masyarakatnya. Sedekah juga menepis
sifat kikir dan pelit serta melatih seseorang untuk peduli dan mengasihi
sesama. Allah Swt berfirman:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS. At Taubah 103).
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Ketiga,output
Jika input dan prosesnya baik maka akan menghasilkan output
yang baik yaitu berupa akhlak atau karakter yang digambarkan Al-Quran
sebagai orang takwa, la’allakum tattaquun.
Sungguh sangat indah jika nilai-nilai yang ada didalam ramadhan
kita teruskan setelah ramadhan berlalu, dimana output ramadhan tidak
hanya bermanfaat bagi kehidupan kita pribadi, tapi juga menyelamatkan
bangsa ini dari malapetaka yang tidak kita inginkan bersama, karena
ketika nilai -nilai ramadhan kita terapkan dalam kehidupan diluar
ramadhan akan membentuk karakter atau akhlak yang mulia bagi kita semua.
Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, seraya memohon kepada
Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat
Islam dimana saja berada
بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَاْلآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ،وَتَقَبَّلَاللهُمِنِّيْوَمِنْكُمْتِلاَوَتَهُ،إِنَّهُهُوَالسَّمِيْعُالْعَلِيْمُ.
أَسْتَغْفِرُاللهَالْعَظِيْمَلِيْوَلَكُمْ.