Headlines News :

Home » » WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM MODERAT 2
Wanita & Ilmu Pengetahuan

WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM MODERAT 2
Wanita & Ilmu Pengetahuan

Posted By IKADI Minas on Senin, 03 September 2012 | 11.32

Islam tidak membedakan antara pria dan wanita dalam kewajiban mencari ilmu dan melakukan pendalaman serta pengembangan ilmu pengetahuan; karena kewajiban menuntut ilmu dalam Islam berlaku untuk semua, sebagaimana sabda Nabi saw:
"طلب العلم فريضة على كل مسلم"  [30]  
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”  setiap muslim dalam hadits ini mencakup wanita dan pria, karenanya ada riwayat yang mengatakan “faridhotun ‘ala kulli muslim wa muslimah” meskipun makna riwayatnya benar, tetapi lafazhnya tidak didapat dalam periwayatan yang shahih[31] .
Untuk memahami peran dan partisipasi wanita dalam mempelajari dan pengembangan ilmu pengetahuan cukup dengan mengutip beberapa riwayat-riwayat hadits dan atsar serta peristiwa sejarah, antara lain:
ü    جاءت امرأة إلى رسول الله فقالت: يا رسول الله، ذهب الرجال بحديثك فاجعل لنا من نفسك يوما نأتيك فيه تعلمنا مما علمك الله. فقال: "اجتمعن في يوم كذا في مكان كذا. فأتاهن فعلمهن مما علمه الله” (رواه البخاري ومسلم واللفظ للبخاري).
Datang seorang wanita kepada Rasulullah saw seraya berkata: Wahai Rasulullah, orangorang lelaki pergi (mendengarkan) pelajaranmu, maka buatlah untuk kami satu hari kami dapat mendatangimu mengajarkan kami apa yang Allah ajarkan kepadamu. Rasulullah saw menjawab: ”berkumpullah pada suatu hari tertentu” , Maka Rasulullah pun bertemu dengan wanita-wanita (shahabat) dan mengajarkan mereka” (HR. Bukhari Muslim).
ü    عن أم عطية الأنصارية رضي الله عنها: يا رسول الله إحدانا لايكون لها جلباب. قال: لتلبسها أختها من جلبابها (متفق عليه).
Dari Ummu ’Athiyyah al-Anshariyah r.a berkata: wahai Rasulullah seseorang dari kami (wanita muslimah) tidak memiliki jilbab. Nabi berkata: hendaklah saudaranya memakaikannya jilbabnya” (memberikan pinjaman jilbab). Muttafaq ’alaihi.

ü     Rasulullah saw pernah meminta asy-Syifa al-’Adawiyah mengajarkan istrinya Hafshah menulis indah. Hal ini menggambarkan spirit aktivitas wanita dalam aspek pengetahuan.
ü   عن عائشة رضي الله عنها قالت: نعم النساء نساء الأنصار لم يمنعهن الحياء أن يتفقهن في الدين (رواه البخاري).
ü     Dari Aisyah r.a berkata: Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar yang tidak segan-segan memperdalam agama” (Bukhari).
ü   قال الإمام الزهري: لو جمع علم عائشة بعلم النساء جميعا لكان علم عائشة أفضل. وقال أبو عمر بن عبد البر رحمه الله: أنها كانت وحيدة عصرها في ثلاثة علوم: علم الفقه وعلم الطب وعلم الشعر
Imam Zuhri berkata: kalau ilmu Aisyah r.a dihimpun dengan ilmu wanita-wanita semuanya, niscaya ilmu Aisyah lebih baik. Dan Abu Umar bin Abdul Barr r.a berkata: sesungguhnya Aisyah satu-satu wanita pada masanya yang memiliki 3 ilmu: fiqh, prinsip-prinsip medis dan syair”.
Peran keilmuan kaum wanita setelah masa Nabi Muhammad saw juga sangat nampak dari peran-peran yang dimainkan wanita-wanita di masa tabi’in dan tabi’ tabi’in, seperti putrinya Imam Sa’id al-Musayyib yang mengatakan kepada suaminya yang juga murid ayahnya: ”Ijlis U’allimuka ’Ilma Sa’id” (duduklah padaku aku ajarkan ilmu-ilmunya ayahku Sa’id).
Demikian pula putri kesayangannya Imam Malik, yang senantiasa ikut serta dalam majlis ayahnya; jika ia mendengar kesalahan murid ayahnya dalam majlis ilmu dalam membaca kitab al-Muwatho’, ia meralat bacaan mereka dengan cara mengetukkan pintu, lalu Imam Malik pun mengatakan kepada muridnya yang melakukan kesalahan (atas ralat putrinya tersebut): ” ’Irji’ fal-gholath ma’ak (kembalilah karena kamu melakukan kesalahan).
Demikian banyak wanita-wanita muslimah yang memainkan perannya dalam ilmu pengetahuan di masyarakat antara lain bisa disebutkan disini :
- Ummu Khoir al-Hijaziyah mempunyai halaqah ilmiah di mesjid Jami’ Amr bin ’Ash pada abad IV H.
- Al-Khatmah istri Abu Muhammad selalu membacakan kitab suaminya dan menalar kitan Ar-Risalah karangan Syeikh Abu Muhammad bin Abu Zaid setengah sebagian dari kitab Al-Muwatho’
- Fatimah binti Alauddin As-Samarqandi -Pengarang Tuhfatul-Fuqoha- menikah dengan Abu-Bakar Al-Kasani “Malikul-Ulama” -Pengarang Kitab Al-Ba’i’ Syarh kitab Tuhfatul-Fuqaha dengan mahar Qira’at Kitab Al-Badai’. Yang sempat membuat sebahagian alim ulama menyebutnya sebagai orang yang:  "شرح تحفته وتزوج ابنته" (mensyarah kitab Tuhfahnya dan menikahi istrinya). Sehingga fatwa-fatwanyapun bernilai plus, karena mendapat legalisir ayah dan suaminya.
- Para perawi hadits dari kalangan wanita pun tidak sedikit, seperti: Abu Muslim Al-Farahidi Al-Muhaddits menulis sebanyak 70 wanita perawi hadits. Istri AlHafidh Al-Haitsami, anak wanita dari Syeikhnya bernama Al-Hafidh Al-Iraqi. Karimah binti Mahmud bin Hatim Al-Marwaziyah “Sayyidatul-Wuzara” adalah salah seorang perawi hadits-hadits Bukhari. Demikian pula Aisyah binti Hamad bin Abdul Hadi bin Abdul Hamid bin Abdul Hadi bin Yusuf bin Muhammad Al-Maqdisy yang membidangi spesialisasi hadits.
- Ibnu Hajar berkata: Saya belajar kepada Zainab binti Abdullah bin Abdul Halim bin Taimiyah Al-Hanbali ( saudara kandung Imam Ahmad Ibn Taimiyah rahimahullah). Diantara murid-murid Zainab adalah: Imam Al-Hafidh Muhammad bin Nasiruddin Al-Maqdisi Asy-Syafi’i.
- Masih banyak lagi sederetan wanita Berkwalitas tinggi dalam berbagai ilmu-ilmu agama, seperti: Sayyidah Nafisah binti Muhammad, Zainab binti Al-Kamal (yang mempunyai murid bernama: Imam Muhammad bin Hamzah Al-Husaini), Wazirah binti Umar Al-Mayya ( mempunyai murid bernama Imam Muhammad bin siwar As-Subki), Zainab binti Makki (guru wanita Imam Ahmad bin Bakkar An-Nablusi dan Abdullah bin Muhid serta Umar bin Habib), Zaenab binti Abil-Qasim (yang telah diberi ijazah oleh ulama terkenal Abul-Qosim Mahmud bin Umar Az-Zamakhsyari -pengarang kitab Al-Kasysyaf- dan oleh Muarrikh Syihabuddin bin Khulkan), Ummu Abdul-Wahid ( ahli fiqh madzhab Syafi’i, disamping mempelajari ilmu-ilmu yang lain), Fatimah binti Jauhar (salah seorang guru Imam Ibnu Qoyyim), Zubaidah (istri Harun Ar-Rasyid adalah ahli Fiqh)[32].
Al-Hafidh Jalaluddin As-Suyuthi menyelesaikan qiro’at kitab “Bughyatul-Wu’at kepada beberapa ulama wanita pada zamannya: Ummu Hani binti Hasan Al-Hawrini, Hajar binti Muhammad Al-Misriyah, Ashilah Nasywan binti Abdullah Al-Kanani, Kamaliyah binti Muhammad bin Abu-Bakar Al-Jurjani, Amatul-Khaliq binti Abdul-Latif Al-Uqba, Amatul-Aziz binti Muhammad Al-Anbasi, Fatimah binti Ali bin Yasir, Khadijah binti Abil-Hasan bin Al-Mulaqqon.
Bagi ke teman..

Komentar anda tentang "WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM MODERAT 2
Wanita & Ilmu Pengetahuan"..!

 
Ikadi Minas © 2012. All Rights Reserved. Our materials may be copied, printed and distributed, by referring to this site. Powered by Tarqiyah Group