Headlines News :

Home » » Haji, Perjalanan yang Dirindukan 2

Haji, Perjalanan yang Dirindukan 2

Posted By IKADI Minas on Rabu, 26 September 2012 | 11.26


D. Perjalanan itupun Dimulai
1. Ihram dari miqat
Berihram dari miqat yang telah ditentukan oleh Rasulullah. Dzul Hulaifah (sekarang dinamakan Abyar ‘Ali atau Bir ‘Ali) bagi penduduk kota Madinah. Al-Juhfah bagi penduduk Saudi Arabia bagian utara dan negara-negara Afrika Utara dan Barat, serta Syam. Qarnul Manazil (sekarang dinamakan As-Sail) dan negara-negara Teluk, Yalamlam (sekarang dinamakan As-Sa’diyyah)bagi penduduk Yaman, Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya. Dzatu ‘Irqin (sekarang dinamakan Adh-Dharibah)bagi penduduk negeri Irak dan negara-negara yang melewatinya.

Di Miqat kita megikhlaskan niat, merasakan bahwa kita sebagai tamu Allah yang terpilih, memahami bahwa miqat adalah pembatas antara tanah halal dan haram, mandi untuk berihram, memasang niat berihram dengan mengucapkan "لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بِحَجَّةٍ" kemudian membaca talbiyah dengan mengangkat suara yang berisikan tauhid kepada Allah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرَيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيَكَ لَكَ

2. Memasuki Kota Mekah dan Thawaf
Merasakan keagungannya sebagai tempat turunnya wahyu, tempat yang aman, tempat lahirnya Rasul, bumi yang paling dicintai Allah, memasuki masjidil haram, dan melihat ka'bah yang agung Ketika sampai di Baitullah kita usahakan mengusap Hajar Aswad satu-satunya batu surga yang ada di dunia. Rindukan Surga. lalu thawaf tujuh kali dimulai dari Hajar Aswad dengan berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama dan berjalan seperti biasa pada empat putaran berikutnya. Usapkan tangan atau lambaikan tangan ke Hajar Aswad dan Rukun Yamani setiap lewat di depan tempat tersebut.
ان مسح الحجر الأسود و الركن اليماني يحطان الخطايا حطا ". صحيحر حديث رقم (2194) في صحيح الجام
Ketika thawaf membaca zikir, doa-doa yang ma'tsur ataupun ayat al-Quran. Setiap kali mengakhiri satu thawaf maka dibaca doa " Rabbanaa aatinaa fiid dunyaa hasanah…. Sampai akhir. Berulang-ulang. Dan jangan lupa ghaddhul Bashar selama thawaf bila terjadi ikhtilath ketika thawaf. Bagi yang mampu, tempelkan tubuhnya ke multazam yang terletak antara Hajar Aswad dan pintu ka'bah seraya panjatkan doa kepada Allah. Kemudian menuju ke maqam Ibrahim Alaihissalam dan membaca
واتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلّىً ... (البقرة : 125 (
lalu melaksanakan shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim dengan membaca: Qulhuwallaahu ahad dan Qul yaa ayyuhal kaafiruun
3. Menuju Sumur Zam-zam dan meminum air Zam-zam. Berdoalah karena Zam –Zam itu lima syuriba lahu..
ماء زمزم لما شُرِب له (صحيح) حديث رقم : 5502 في صحيح الجامع
خير ماء على وجه الأرض ماء زمزم ، فيه طعام من الطعم و شفاء من السقم ". ( صحيح ) حديث رقم : 3322 في صحيح الجامع
4. Melakukan Sa'i antara Bukit Shafa dan Marwah.
Ketika mendekati bukit Shafa, baca:
ان الصفا والمروة من شعائر الله ...الى الأخير
kemudian menghadap ke arah kiblat (Ka'bah). Lalu ucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرٍيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Lalu menuju marwa. Ketika sampai dibukit marwah baca doa serupa. Setiap kali sampai di lembah antara shafa dan marwa (tempat ini ditandai dengan lampu berwarna hijau) lakukan lari kecil
5. Bertahallul dengan mencukur rambut semuanya atau memendekkannya.
6. Tanggal Delapan Zulhijjah (Hari Tarwiyah).

Pada waktu Dhuha,kita berihram dari tempat tinggal dengan niat akan melaksanakan ibadah haji. Dan sebelum berihram, bagi yang melaksanakan haji tamattu' mengadakan persiapan. Adapun yang melaksanakan haji qiran dan ifrad mereka tetap dalam keadaan ihram mereka sejak sebelumnya. Kemudian berihram untuk haji dengan mengucapkan: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ حَجًّا
lalu berangkat menuju Mina. Disana kita melaksanakan shalat Zhuhur, 'Ashar, Maghrib, 'Isya' dan Shubuh dikerjakan pada waktunya masing-masing dan mengqashar shalat-shalat yang jumlah rakaatnya empat (Zhuhur, 'Ashar, dan 'Isya') menjadi dua rakaat , Dan tetap menunggu disana shingga matahari terbit. Bagi laki-laki, disunnahkan menutup kedua pundak dengan kain ihram penutup pundaknya. Setelah berada dalam ihram, maka wajib menghindar dari seluruh larangan ihram. Memperbanyak membaca talbiyah.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرَيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيَكَ لَكَ

Bacaan talbiyah terus berlanjut hingga para jama'ah haji melempar jumratul 'Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Menginap di Mina pada malam hari tanggal 8 Dzulhijjah.

7. Tanggal Sembilan Dzulhijjah Berangkat Menuju 'Arafah.
Sesudah shalat Shubuh di Mina dan setelah matahari terbit, berangkat menuju 'Arafah sambil bertalbiyah atau bertakbir.Dimakruhkan berpuasa pada hari ini Jika memungkinkan, -sebelum wuquf di 'Arafah turun sebentar di Namirah hingga masuk waktu Zhuhur.Mendengarkan khutbah Imam di Na-mirah, lalu mengerjakan shalat Zhuhur dan 'Ashar, di jamak taqdim dan di qashar. Setelah shalat, memasuki padang 'Arafah untuk melaksanakan wuquf, dan patikan sudah berada di lokasi telah berada di lokasi 'Arafah.
Ketika wuquf, berupaya semaksimal mungkin untuk benar-benar konsentrasi dalam berdzikir, berdo'a dan merendahkan diri dihadapan Allah dengan penuh kekhusyu'an. Menghadap ke arah kiblat ketika berdo'a, wuquf dilakukan hingga matahari terbenam. Memperbanyak membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُوَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Memperbanyak shalawat kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Setelah matahari terbenam, bergerak ke Muzdalifah dengan penuh ketenangan, dan apabila terdapat keluasan, agar mempercepat langkahnya. Shalat Maghrib dan 'Isya’ di Muzdalifah dengan di jamak dan di qashar
Mabit (menginap) di Muzdalifah hingga terbit fajar. Bagi kaum lemah dan para wanita dibolehkan untuk bergerak ke Mina setelah pertengahan malam
وَقَفْتُ هَهُنَا وَالْمُزْدَلِفَةُ كُلُّهَا مَوْقِفٌ
8. Tanggal sepuluh Dzulhijjah (Dari Muzdalifah menuju Mina untuk melempar Jumratul 'Aqabah).
Pada hari Nahar atau 'Idul Adhha, lakukan shalat Shubuh di Muzdalifah, kecuali kaum lemah dan para wanita yang sudah berangkat ke MIna. Usai shalat Shubuh menghadap ke arah kiblat untuk bertahmid, bertakbir, bertahlil, dan berdo’a kepada Allah hingga datang terang. Berangkat menuju ke Mina sebelum matahari terbit dengan penuh ketenangan sambil bertalbiyah. Menyiapkan batu untuk melempar jumrah yang diambil dari Muzdalifah atau dari Mina. Melempar jumratul 'Aqabah dengan tujuh batu kecil secara berturut-turut sambil membaca "Allaahu Akbar" pada setiap lemparan.

Setelah melempar jumratul 'Aqabah berhenti dari talbiyah. Menyembelih binatang hadyu dan memakan sebagian dari dagingnya dan sebagian lainnya dibagi-bagikan kepada para fuqara’. Penyembelihan hadyu ini hanya diwajibkan kepada jama’ah haji yang mengerjakan haji Tamattu dan haji Qiran. Bagi yang tidak mampu menyembelih “hadyu” diwajibkan berpuasa sepuluh hari, 3 hari pada masa haji dan 7 hari setelah kembali ke kampung halaman. Puasa tiga hari tersebut boleh dikerjakan pada hari-hari Tasyriq (11,12 dan 13 Dzulhijjah)
Mencukur rambut atau memendekkannya. Jika telah mencukur atau menggunting pendek rambut kepala, berarti telah melakukan tahallul yang pertama dan dengan demikian kita telah dibolehkan untuk mengerjakan larangan-larangan ihram kecuali jima’ (menggauli isteri).
Tahallul pertama dapat terlaksana dengan mengerjakan dua dari tiga hal berikut, 1. Melempar jumratul 'Aqabah. 2. Mencukur atau memendekkan rambut kepala. 3. Melaksanakan thawaf Ifadhah.
Setelah itu menuju Mekah untuk melaksanakan thawaf Ifadhah tanpa berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama, kemudian shalat dua rakaat sunnah thawaf.
Lalu melaksanakan sa’i haji diantara Shafa dan Marwah bagi yang mengerjakan haji Tamattu’. Demikian pula bagi mereka yang melaksanakan haji Qiran atau haji Ifrad, apabila belum melaksa-nakan sa’i setelah thawaf Qudum, maka mereka wajib melakukan sa’i setelah thawaf Ifadhah. Adapun jika telah melaksanakan sa’i setelah thawaf Qudum, maka mereka tidak mengerjakan sa’i lagi setelah thawaf Ifadhah.
Dengan selesainya melaksanakan thawaf Ifadhah dan sa’i haji, berarti telah bertahallul secara sempurna dan seluruh larangan ihram telah dibolehkan. Selanjutnya menginap di Mina pada malam hari-hari Tasyriq.

9. Tanggal Sebelas Dzulhijjah
Mabit (menginap) di Mina dari tanggal sepuluh malam. Berupaya untuk senantiasa shalat berjama’ah. Memperbanyak takbir pada setiap kondisi dan waktu baik di kemah, di pasar atau di jalan-jalan.
Melempar jumrah yang tiga (sughra, wustha dan kubra) setelah matahari tergelincir (setelah masuknya waktu Zhuhur). Mengawali melempar “jumrah sughra”, kemudian “jumrah wustha”, kemudian “jumrah kubra/jumrah 'Aqabah”. Setiap jumrah dilempari dengan tujuh buah batu kecil secara berurutan, dan setiap lemparan disertai dengan mengucap “Allaahu Akbar”. Merupakan Sunnah, tatkala melempar ketiga jumrah tersebut dengan menjadikan posisi kota Makkah berada di sebelah kiri pelempar, dan Mina disebelah kanannya. Setelah melempar jumrah sughra dan jumrah wustha disunnahkan untuk berdo’a sambil menghadap ke arah kiblat dengan do’a yang panjang pada masing-masing jumrah tersebut.
Kemudian melempar jumrah 'Aqabah sebagaimana pada dua jumrah sebelumnya. Tidak mesti berdo’a sebagaimana pada dua jumrah sebelumnya. Dan tetap mabit di Mina.

10. Tanggal Dua Belas Dzulhijjah.
Melempar jumrah yang tiga (sughra, wustha dan kubra) setelah zawal (setelah masuknya waktu Zhuhur) dan lakukan seperti apa yang dilakukan pada tanggal 11 Dzulhijjah. Berdo’a setelah melempar jumrah sughra dengan do’a yang panjang, demikian juga setelah melempar jumrah wustha. Jika selesai melempar ketiga jumrah tersebut dan hendak kembali ke kampong masing-masing, maka hal itu dibolehkan dan keluar dari Mina sebelum matahari terbenam, lalu thawaf wada’. Kemudian berangkat meninggalkan kota Mekah.
Keluar dari Mina pada tanggal dua belas Dzulhijjah dinamakan “Nafar Awwal”. Bila melanjutkan mabit (menginap) di Mina pada malam tiga belas Dzulhijjah adalah lebih afdhal,
11. Tanggal Tiga Belas Dzulhijjah
Memperbanyak berdzikir dan amal-amal shalih. Setelah masuknya waktu zhuhur Melempar jumrah yang tiga (sughra, wustha dan kubra). Dilakukan seperti apa yang dilakukan pada dua hari yang sebelumnya. Setelah melempar jumrah pada tanggal tiga belas Dzulhijjah, silahkan meninggalkan Mina, dan ini dinamakan “Nafar Tsani”.
Lakukanlah thawaf wada’ untuk meninggalkan Baitullah, kecuali bagi yang sedang berhalangan, maka mereka diberi keringanan untuk tidak mengerjakan thawaf wada’.
Banyak hadits yang merincikan manasik haji yang dilakukan oleh Rasulullah seperti Shahih Muslim bab "Hajjatun Nabiyyi Shalallaahu alaihi wasalam 8/402-421 hadits No. 2941, Hajjatun Nabi Shalallaahu alaihi wasalam : 45-92 karya Syaikh al-Albani, dan Shifat Hajjatin Nabi Shalallaahu alaihi wasalam karya asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zinu hal: 3-16.)
Selanjutnya bagi yang mau ziarah silahkan.
, Wallaahu A'lam.
E. Akhir Perjalanan
Kita berdoa semoga para tamu Allah dihadiahkan haji yang mabrur. Dan orang-orang yang belum diberi kesempatan untuk haji, semoga amalan-amalan yang dilakukan di saat-saat terbaik di bulan Dzulhijjah menjadi amalan yang ma’jur disisi Allah. Kami berharap sarian ringkas ini bermanfaat bagi kita semua untuk kembali menyegarkan memory kepala kita dan mengingstkan kita akan perjalanan haji dan umrah yang selalu dirindukan ini. Kami menyadari sarian ini masih jauh dari kesempurnaan dan setiap masukan ikhwah semua tentu sangat kami harapkan.

25 November 2009
Oleh: Saud Alba Radinas
Disarikan dari :
Fiqh as-Sunnah jilid 1 oleh Sayyid sabiq. Cetakan tahun 2007 terbitan al-Fath lil-I’lam al-‘Araby Cairo
Haji, Umrah dan Ziyarah menurut al-Kitab dan as-Sunnah oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abbdullah bin Baz (terjemahan) Cetakan tahun 1428 H, terbitan Departemen Keislaman , Waqaf, Dakwah, dan Bimbingan Islam Kerajaan Arab Saudi
Rihlah al-Musytaq “Al-Hajj wal-‘Umrah” oleh Dr. Khalid Abu Syady. Cetakan tahun 2005 terbitan Dar al-Rayah Cairo.
http://www.islamstory.com


Baca juga... Haji, Perjalanan yang Dirindukan
Bagi ke teman..

Komentar anda tentang "Haji, Perjalanan yang Dirindukan 2"..!

 
Ikadi Minas © 2012. All Rights Reserved. Our materials may be copied, printed and distributed, by referring to this site. Powered by Tarqiyah Group